Belajar Nurut

Jika ujian tertulis, kita bisa belajar dahulu sebelum menghadapi dan menyelesaikannya serta ada kemungkinan meminimalisir kegagalan.

Berbeda dengan ujian hidup yang ketika ujian itu datang, baru kita berusaha untuk mengumpulkan informasi pengalaman orang-orang yang bisa kita gunakan sebagai referensi untuk menyelesaikan ujian tersebut. gagal itu sudah biasa, kadang setelah ujian dalam hidup sudah berakhir justru kita baru dapat pelajarannya.

2019-2020 ini, saya lagi belajar nurut sama orang yang emang lebih tau tentang suatu bidang dibanding saya, orang yang lebih tau tentang saya dibanding saya sendiri, orang yang lebih hati-hati dalam melangkah.

Kenapa kok untuk “nurut” saja saya kudu belajar? Karena saya anaknya keras kepala, susah dibilangin, tidak percayaan, dan mengutamakan penasaran, duh dasar anak muda, kalau tidak hati-hati emang mudah tergelincir tapi untungnya Allah selalu baik, selalu kasih saya orang-orang yang sayang dan peduli sama saya.

Retno Setianingrum, mulai belajar nurut sama orang tua, terutama ibu

Aku tuh dulu orangnya rebel banget, dibilangin ortu susah nurutnya, pada suatu titik disadarkan lewat pacarku yang dulu (((skrg udh jadi mantan))) dia tuh anaknya menomorsatukan mamanya, siapapun yang telfon termasuk aku, kalo ada panggilan masuk mamanya pasti buru-buru diangkat. Beda banget sama aku wkwk, aku menomor satukan siapapun yang memang sedang ngobrol sama aku. Intinya dia selalu bilang, cari ridha dari ortu, selagi kamu masih punya mereka, kalau udah nggak ada mereka, mau cari ridha dimana. Itu membuat saya “deg” kena deh di hati.

Kadang insting ibu tuh tepat, meski di kita kadang nggak logis di satu sisi. Ibuku bukan orang yang bisa mengkomunikasikan secara utuh “kenapa nggak boleh.” Pokoknya ibu nggak suka, ya karena itu nggak baik buat kamu.

Ada beberapa hal yang aku jadi nurut sama ibu

-          Masalah pacar

Ibuku itu tidak terlalu suka sama mantanku, padahal dia baik loh, kami bertumbuh bersama, tapi emang ibuku nggak suka, mungkin ada hal membuat ibuku menilai ada kaitannya dengan kepribadian yang nggak cocok sama aku dan nggak bisa membimbing aku. Ujungnyaaa ada suatu masalah hebat dan aku diputusin.

Karena kami udah saling kenal keluarga masing2, aku bilang ke ibuku kalau aku sama dia sudah putus. Dan ibuku bilang “mungkin dia mau nyari cewek yg lebih deket sama tempat kerjanya. Kamu jangan berharap sama dia, jadi perempuan harus punya harga diri, kalau dia nggak mau ya nggakpapa jangan ngejar2”. Ya kami LDR, dan ternyata benar, dia comeback dengan mantannya yg sama2 di provinsi yg sama, tapi ujungnya putus juga mereka wkwkwk. Duh yuk evaluasi aja jgn buru2 mas. Berat sih buat aku untuk ikhlas, dan pas aku mau berusaha untuk deket lagi, aku inget sama apa yang dibilang ibu bahwa: “jangan ngejar, kalau emang dia gak mau sama kamu ya udah.” Karena apapun yang aku usahakan hanya akan percuma.

-          Wisuda Januari

Aku sudah hopeless sekali, Desember revisiku dari bab 2-bab 5, hampir semua kan? Nambah teori, ganti model penelitian, regresi ulang, dan kesimpulan baru. Semuanya Alhamdulillah qadarullah selesai satu bulan revisinya. Nggak logis, kemampuanku tuh nggak sekuat itu, tapi dikasih Allah bantuan lewat temen, lewat doa2 yang terkabul juga.

Mulai pertengahan tahun 2019 aku selalu minta doa sama ibu, sebelum berangkat hafalan ayat, sebelum bimbingan skripsi, ujian kompre, pokoknya apapun aku selalu bilang “bu doain aku ya, aku mau …… semoga lancar, bu aku pengen bisa wisuda januari”. Tanpa doanya aku nggak mungkin bisa lulus.

Udah tau nih berarti nanti saya kalau minta didekatkan sama jodoh kudu minta ke siapa? Minta ke Allah dong wkwk dan tentunya minta ridha dari Ibu. Tapi untuk saat ini belum sih, belum siap saya nya hehehe. Doakan ya semoga segera siap dan selalu memperbaiki diri. Wkwk

Hayo siapa nih yang susah nurut? Ayok coba nurut sama tanda-tanda-Nya Allah.

Dulu aku orangnya juga ambis, kalo ada plan A sebisa mungkin harus diwujudkan dan itu menyiksa pikiranku, jadi overthinking sampai kebawa mimpi wkwkw, akhirnya beneran bisa let it flow di tahun 2020 rasanya legaaa sekali, kalau ada kesempatan ya dimanfaatkan, kalau belum ada berusaha, secukupnya, kalau nggak ada ya udah mau gimana lagi hehehe. Mungkin Allah belum kasih kan, jadi nurut aja deh :D

Post a Comment

0 Comments