Iya 2020 juga pertama kalinya buat saya banyak melihat
postingan “dear diriku sendiri, terima kasih telah berjuang”, “hai aku si gadis
yang diliputi ketidaksempurnaan, terima kasih sudah melewati journey of life
2019 dengan baik”. udah lama deh ret, kamu aja yang baru baca
Oke mari kita bedah satu per satu kira-kira mengapa penulis
menuliskan “terimakasih aku” di media sosial yang dimiliki
- . Menghargai diri sendiri disaat orang lain tidak bisa menghargai
Ketika orang lain nggak bisa menghargai
dirimu, haruskah kamu mengesampingkan rasa “disepelekan” dan membiarkan hal
tersebut terjadi terus menerus? Itu artinya kamu mempersilakan mereka begitu dan
senantiasa menjadi “korban”. Yakin? Akan lebih baik jika kamu memastikan bahwa
kamu memang sudah menghargai diri kamu, tidak menjadikan korban sehingga mudah
sekali bagi orang lain untuk menghargai dan menghormati kamu. Bukan malah
membela diri, apalagi di media sosial pribadi
- . Menginspirasi orang lain untuk tidak lupa berterima kasih pada diri sendiri
Bukankah sesuatu yang kita ingin capai
adalah sudah semestinya harus diusahakan? Pernah tidak kamu melihat para influencer berterima kasih sama dirinya
sendiri, di media sosial mereka pribadi. Pernah nggak kalian melihat pak jokowi
berterima kasih sama dirinya sendiri di media sosial beliau pribadi? Lak yo
diguyu wong akeh (ya diketawain banyak orang toh bosquuue). Menginspirasi orang
lain adalah dengan melakukan apa yang kita percayai dan usahakan hingga hal
tersebut terlihat ada hasil dan ada impact.
- . Mencerminkan dirinya sedang bangkit dari titik koordinat negatif dalam hidupnya
Lha kalau sudah dipuncak, apa ya kudu
berterima kasih sama dirinya sendiri padahal untuk mencapai puncak tentu tak
lepas dari dukungan keluarga, sahabatnya, temen-temen organisasi, relasi yang
telah dibangunnya, tokoh agama, dll. Ya kalau memang lagi bribik-bribik dari
koordinat negative alias sedang menuju titik 0 untuk bisa berdiri sendiri
saking nggak ada yang bisa menghargai diri kamu ya nggapapa bosque. Nikmatin aja,
meski kelihatan ngenes sih, semoga tidak lama-lama. Bukannya menginspirasi,
malah orang kasihan sama kamu. Ayo bangkit!
Untuk kamu yang mungkin sudah berada di titik 0 alias
sudah berdiri sendiri, melangkah ke koordinat positif untuk jalan pelan-pelan
ataupun mulai start lari, saya yakin sekali rasanya aneh melihat postingan
kalian yang dulu pernah berterima kasih sama diri sendiri, kok kesannya hidup
hanya soal diri kita saja, kok kayaknya lebih harus berterima kasih sama Allah
sudah kasih kita kekuatan untuk bertahan? sudah kasih orang-orang yang kiranya kamu
tak pernah sadar bahwa mereka sejatinya ada disaat kamu ada di titik koordinat negatif
dalam hidupmu? Ayo berterima kasih, setelah itu siap-siap dan belajar naik
ke titik 0, kalau nggak bisa coba minta bantuan, jangan egois jangan selfish
nanti playing victim nyalahin orang
lain, dan nge puk puk sendiri terus.
You have to love yourself in real life, in real action.
0 Komentar