Spotify sudah berhasil merebut hati orang-orang untuk bisa nyetel lagu sesuai tema, mood, event yang kamu mau. Kalau Youtube sudah bisa menggantikan
televisi, Spotify juga sudah bisa
menggantikan radio yang biasanya menghadirkan talk session dan lagu-lagu tertentu di jam tertentu, dengan spotify
setiap orang bebas mendengarkan lagu maupun obrolan apa saja yang kita inginkan
tanpa menunggu waktu tertentu. Tapi geez,
sayangnya kadang kalau lagi chill sama
beberapa lagu pasti ada iklan untuk upgrade ke premium, sepakat lah kita kalau
terputarkan iklan yang sama, nada bicara yang sama secara terus menerus tentu akan
merasa-sangat-terganggu, huft. Tapi ya gimana, untuk dapat yang premium ya kudu
usaha lebih atau bayar lebih kan? Emang spotify nggak butuh duit buat bayar
karyawannya?
Beberapa
orang nggak suka sama iklan yang begitu-begitu aja terlintas, terdengar secara
tidak sengaja dan kalau mau skip juga nggak bisa kadang bikin kzl haha. Sama halnya menjalani hidup, pasti ada aja orang
yang nggak pengen kita denger omongannya mungkin karena toxic, menjatuhkan mood,
bikin panik, atau teriak-teriak atau yang bersifat menganggu banget,terus gak
bisa kita skip soalnya lingkungan kita mengharuskan ketemu tuh sama orang
tersebut hampir setiap hari atau pada setiap acara rutin. Kalau spotify bisa upgrade ke premium dengan membayar
sekian rupiah, gimana kalau hidup lebih premium? Kudu bayar berapa ya?
Lha
emang hidup bisa dibayar? Kalo aku bilang iya, nanti dimarahin sama aliran
ekstremis yang gampang ngegas “lha kamu itu kok seenak jidat bilang hidup bisa
dibayar? Emang nafas yang berhembus, darah yang mengalir, dan suara yang
tersampaikan itu bisa kamu beli, mbok muikirrr boss.” Weyy santai dulu,
Hidup emang nggak bisa
dibayar
Tapi cara hidup bisa
dibayar
Enaknya jadi manusia,
kita bisa bayar dengan usaha/tindakan bukan cuma uang.
Hidup bisa
lebih premium alias berkualitas kalau kita bisa tidak-mendengarkan-sesuatu yang
mengganggu. Kualitas hidup emang bisa dilihat dari apa saja sih? Teorinya ada
banyak, mungkin salah satu aja yaaa kita pakai teorinya. Teorinya Imam Ghazali tentang Maqashid Syariah, hidup akan berkualitas kalau bisa mencapai 5 tujuan
ini
1.
Menjaga agama
2.
Menjaga jiwa
3.
Menjaga akal
4.
Menjaga keturunan
5.
Menjaga harta
Misal di hidup kamu ada satu
orang yang mengganggu banget di hidup kamu, sebut saja Tony alias si toxic, annoying wkwk *sorry for you kalau ada yang namanya
tony, ini cuma misal aja yaa. Si Tony ini berkali-kali nyinyirin orang
di hadapan kamu, marah sama orang lain karena hal sepele, mengkambing hitamkan
orang lain, nyinyirin kamu dibelakang, nggak
pernah suka sama keberhasilan orang lain, geram banget deh pasti sama modelan
orang begini. Mungkin kalo bisa misuh cocoknya pake kata jawa timuran alias
janck!!!! Kalo aku sih biasanya dalem hati
aja, cuman mukanya merah banget kalo aku lagi misuh dalem hati (jangan
dibayangin ya wkwkw), gimana bisa hidup premium kalo-tiap-waktu ketemu si Tony?
udah pasti semua kualitas hidup menurun deh.
1. Menjaga agama? Lha kamu itu misuh-misuh bukan
istigfar lak yo malah nambah dosa
2. Menjaga jiwa? Fix pasti jiwamu agak terganggu,
lagi ngerjain sesuatu kok ya dia itu bikin panik, over pesimis, kalo dibentak
ujungnya nangis terus kamu dinyinyirin. Hashhh.
3. Menjaga akal? Gimana bisa berpikir jernih kalau
apa yang kamu utarakan kok ya salah melulu, baru ngomong A udah dikritik
abis2an
4. Menjaga keturunan? Lha kamu itu sudah stress
ngadepin si Tony ini kadang bisa kebawa ke kesehatan fisikmu juga loh
5.
Menjaga harta? Kadang karena berkedok
profesionalitas, kamu jadi stress dan melampiaskan ke belanja makanan berlebih,
belanja barang-barang yang nggak masuk akal, pokoknya spending money nya jadi
ikut terganggu aja deh.
Kok kamu kayak curhat sih ret? Wkwkwk
LAH IYA GUE JUGA NGERASAIN JADI GUE MENULIS :D (nggak usah dibayangin aku
ngomong pake “gue elo yaa”)
Nah hidup bisa lebih premium kalo
kamu melakukan dan menganggap si pengganggu itu nggak ada dengan apa? Dengan beberapa
cara berikut ini
1.
Bicara seperlunya, ajak bicara hal yang dia
suka.
Senyinyir-nyinyirnya orang pasti ada hal
positif yang ia sukai. Dia suka memasak, drama korea, sepak bola, gossip artis,
badminton, sepatu, perhiasan yaudah coba aja ajak dia ngomongin hal tersebut
dan kamu bisa kasih saran apa yang kiranya bagus untuk dilakukan atau dibeli
dengan menceritakan pengalaman kamu.
2.
Kalau lagi nyinyir dan kamu lagi kerja, pasang
headset, dengerin lagu aja.
Mood orang lagi kerja kalau lagi fokus terus denger kata-kata yang
tidak enak didengar pasti akan membuat mood kamu hancur, kerjaan nggak beres,
dimarahin sama bos. Kesannya emang nggak sopan ya, tapi kamu lebih milih kamu
selamat dan bertindak benar atau kamu mempersilakan telingamu mendengar
nyinyiran tersebut sehingga semua jadi kacau? Don’t permit troublemaker hit
your goal/purpose.
3.
Kalau dia sok tau dan selalu ngarahin kamu, coba
dilogika aja
Kalau emang nggak ada opsi lain ya udah
coba lakuin aja, kalau ada opsi lain dan kamu sudah membuktikan bahwa opsi
tersebut lebih baik ya abaikan saja. Kamu berhak bilang dan menjelaskan kok,
kalau dia baper ya itu urusan dia. Sifat “ngarahin” itu kadang tertanam atau
jadi kebiasaan orang jadi ya harap maklum aja. Ibarat di spotify, iklan itu
udah disetting “setiap pergantian
lagu ada iklan” hehe
4.
Kamu yang pergi atau dia yang pergi
Tergantung kondisi dan tergantung kamu. Kamu
memikirkan dia yang cuma bisa nyinyir tapi keadaan ekonominya lemah, skillnya
itu-itu aja, dia yang baperan ya mending kamu yang pergi. Perusahaan/
organisasi yang sehat insyaAllah minim orang kayak gitu. Tapi kalau kamu tipe
orang yang bisa mengusir ya bikin aja dia nggak betah terus dia pergi dan tobat
mungkin.
Memang seni nya
jadi manusia yang diberi akal oleh Tuhan adalah selain mikir gimana dapet duit
juga bisa mikir “caranya gimana?”
mengubah orang
lain itu nggak segampang upgrade spotify kamu dengan spotify premium, hidup cuma
dengerin yang kamu suka tanpa gangguan tapi yang kamu bisa adalah menghadapi dan bertindak dengan tepat, diawali
dengan belajar.
have a nice day
0 Komentar